HMJ GIZI PKM 2025
EDISI BULAN JUNI
HARI PANCASILA
Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, merupakan momen bersejarah yang meneguhkan dasar ideologis bangsa Indonesia. Pada tanggal ini di tahun 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya dalam sidang BPUPKI yang kemudian melahirkan rumusan awal Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan bangsa Indonesia yang majemuk.
Di era modern ini, makna Hari Lahir Pancasila tidak hanya sebagai penghormatan terhadap sejarah pembentukan dasar negara, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai seperti kemanusiaan, persatuan, demokrasi, keadilan sosial, dan ketuhanan tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, maupun budaya.
Melalui peringatan ini, kita diajak untuk terus mengamalkan Pancasila dalam tindakan nyata, memperkuat toleransi, menjaga kebhinekaan, dan membangun kehidupan yang adil dan beradab. Dengan menjadikan Pancasila sebagai panduan moral dan etika, kita dapat menciptakan Indonesia yang damai, tangguh, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
HARI KELUARGA NASIONAL
Hari Keluarga Nasional, yang diperingati setiap 29 Juni, merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan peran sentral keluarga dalam membentuk bangsa yang sehat, sejahtera, dan berdaya saing.
Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat memiliki peran strategis dalam membentuk karakter, mendidik generasi, serta menanamkan nilai sosial dan budaya sejak dini. Di tengah tantangan modern seperti tekanan ekonomi, perubahan gaya hidup, dan pengaruh teknologi digital, nilai-nilai kekeluargaan sering kali terabaikan.
Oleh karena itu, peringatan ini menjadi ajakan untuk memperkuat kembali peran keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pendidikan, pengasuhan, serta perlindungan anak. Selain itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang ramah keluarga melalui program edukatif, kesehatan reproduksi, dan dukungan sosial lainnya.
Mari jadikan keluarga sebagai ruang yang aman, hangat, dan penuh kasih, tempat terbaik untuk bertumbuh dan saling mendukung dalam menghadapi dinamika kehidupan. Sebab keluarga yang kuat adalah fondasi utama bagi bangsa yang maju.
HARI YOGA SEDUNIA
Hari Yoga Sedunia diperingati setiap 21 Juni, ditetapkan oleh PBB sejak 2014 atas usulan Perdana Menteri India, Narendra Modi. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan solstis musim panas—hari terpanjang dalam setahun yang memiliki makna spiritual dalam tradisi yoga.
Yoga sendiri merupakan praktik kuno dari India yang telah berkembang lebih dari 5.000 tahun. Kata “yoga” berasal dari Sanskerta "yuj", yang berarti penyatuan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Praktiknya melibatkan gerakan tubuh, pernapasan, meditasi, serta pengendalian diri.
Hari Yoga Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya hidup sehat dan seimbang secara alami. Yoga terbukti dapat meredakan stres, menjaga kesehatan fisik, dan membawa ketenangan batin.
Perayaan ini biasanya diisi dengan sesi yoga massal, seminar, dan kampanye kesehatan di berbagai negara, bahkan di tempat ikonik dunia seperti Taj Mahal dan Times Square. Hari ini menjadi simbol persatuan manusia melalui praktik yang damai dan menyehatkan, sekaligus ajakan untuk hidup lebih harmonis dengan diri sendiri dan alam sekitar.
- RUANG KARYA HMJ GIZI PKM -
Judul : Antara Aku Dan Diriku
Karya : Ayu Sri Wulandari
Hari ini,
aku tak ingin pura-pura kuat.
Bukan karena aku lemah,
tapi karena kekuatanku
sudah terlalu lama dipinjam oleh semua orang, dan tak pernah dikembalikan.
Aku merasa sendiri,
Di tengah keramaian yang tak pernah sunyi kudengar
Aku sedih
Karna hatiku menangis di suatu tempat
Yang tak seorang pun peduli untuk singgah sejenak,
menatap luka yang diam-diam bernapas.
Mereka lalu terburu, seolah aku tak pernah utuh
Padahal di balik senyum yang kusemat, ada badai yang tak kujelaskan
Dan aku hanya ingin... seseorang bertanya, "Apa kamu benar-benar baik-baik saja?"
Aku capek.
Capek jadi penopang tanpa sandaran,
jadi pelari tanpa garis akhir,
jadi cahaya untuk orang lain
padahal aku sendiri butuh terang.
Aku rindu,
bukan pada satu nama saja,
tapi pada rasa aman,
pada peluk yang tak menuntut penjelasan,
pada seseorang yang hanya akan duduk dan bilang:
"Kamu tidak harus baik-baik saja."
Dan aku bingung…
karena semua arah tampak seperti labirin
yang hanya membuatku kembali
pada luka yang sama.
Tapi tolong, jangan salah paham
aku belum menyerah.
Aku hanya ingin istirahat.
Menaruh pedang, menurunkan tameng,
dan di peluk kata-kata:
“Kamu sudah cukup. Kamu berharga. Dan kamu tak sendiri.”
Hari ini,
aku hanya ingin jujur.
Karena di balik luka yang diam,
masih ada hati yang ingin hidup,
meski pelan, meski perlahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar